Translate

Jumat, 13 Juli 2012

Mandi Wajib Mandi


MANDI WAJIB

DEFINISI MANDI WAJIB
Mandi wajib sama halnya dengan mandi junub  (mandi habis hubungan suami istri), yaitu mandi yang perlu dilakukan oleh seorang muslim untuk membersihkan dirinya dari hadas besar dengan melakukan rukun-rukunnya salah satunya adalah mandi membasahi seluruh anggota badan. Mandi wajib ini berlaku untuk perempuan dan laki-laki .

• Menurut bahasa, mandi (al-ghuslu) adalah mengalirkan air pada sesuatu.
• Menurut Istilah, mandi (al-ghuslu) adalah menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara yang khusus untuk menghilangkan hadats besar. 

DALIL TENTANG MANDI WAJIB
• Q.S. AN NISA’ : 43 

 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Mandi Wajib dalam agama Islam adalah cara untuk menghilangkan hadats besar, yaitu dengan cara membasuh seluruh tubuh mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.

Rukun (yang wajib dikerjakan)
Untuk melakukan mandi janabah, maka ada 3 hal yang harus dikerjakan karena merupakan rukun/pokok:
1. Niat. Sabda Nabi SAW: Semua perbuatan itu tergantung dari niatnya.
2. Menghilangkan Najis Kalau Ada di Badan
Menghilangkan najis dari badan sesunguhnya merupakan syarat sahnya mandi janabah. Dengan demikian, bila seorang akan mandi janabah, disyaratkan sebelumnya untuk memastikan tidak ada lagi najis yang masih menempel di badannya.
Caranya bisa dengan mencucinya atau dengan mandi biasa dengan sabun atau pembersih lainnya. Adapun bila najisnya tergolong najis berat, maka wajib mensucikannya dulu dengan air tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.
3. Meratakan Air Hingga ke Seluruh Badan
Seluruh badan harus rata mendapatkan air, baik kulit maupun rambut dan bulu. Baik akarnya atau pun yang terjuntai. Semua penghalang wajib dilepas dan dihapus, seperti cat, lem, pewarna kuku atau pewarna rambut bila bersifat menghalangi masuknya air.
Sedangkan pacar kuku dan tato, tidak bersifat menghalangi sampainya air ke kulit, sehingga tetap sah mandinya, lepas dari masalah haramnya membuat tato.

Sunnah-sunnah yang Dianjurkan dalam Mandi Janabah:
Membaca basmalah.
Membasuh kedua tangan sebelum memasukkan ke dalam air
Berwudhu` sebelum mandi Aisyah RA berkata,`Ketika mandi janabah, Nabi SAW berwudku seperti wudhu` orang shalat. .
Menggosokkan tangan ke seluruh anggota tubuh. Hal ini untuk membersihkan seluruh anggota badan.
Mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri seperti dalam berwudhu’



HUKUM MANDI WAJIB
Hukum mandi wajib ini adalah wajib (namanya kan wajib, hehe). Tapi tentu ada sebabnya kenapa seorang muslim dikatakan wajib untuk mandi wajib.

SEBAB SEORANG MUSLIM DIWAJIBKAN MANDI WAJIB
Sebab-sebabnya terdiri dari tujuh sebab. Empat sebab melibatkan laki-laki dan perempuan dan tiga sebab lainnya hanya melibatkan perempuan:
1. Keluarnya mani dengan syahwat (junub). QS. Al Maidah : 6, HR. Bukhari – Muslim
2. Bertemunya dua kemaluan (laki-laki dan perempuan), walaupun tidak keluar mani HR. Bukhari – Muslim
3. Ketika berhentinya darah haidh dan nifas HR. Bukhari – Muslim
4. Ketika orang kafir masuk Islam HR. An Nasa’i, At Tirmidzi, Ahmad
5. Karena kematian HR. Bukhari – Muslim.

Sebab Bagi Perempuan:
- Melahirkan anak
- Nifas yaitu darah yang keluar ketika melahirkan anak
- Keluar darah haid -> perempuan datang bulan. “Jika datang haid, maka tinggalkan solat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan Solatlah” (HR. Al Bukhari)

Sebab Bagi Laki-laki dan Perempuan:
- Melakukan hubungan suami istri (jimak) apabila zakar (kemaluan laki-laki) dimasukkan ke dalam faraj (kemaluan perempuan) walaupun tidak keluar air mani.-> berhubungan badan walaupun tanpa disertai keluarnya mani.
- Jika keluar air mani walaupun zakar tidak dimasukkan ke dalam faraj. -> keluarnya mani yang disertai syahwat, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
- Keluar air mani kerana bermimpi (wet dream).
- Mati (dimandikan).
- Masuk Islam bagi orang yang sebelumnya kafir. Dari Qais bin Ashim, ia menceritakan bahawa ketika ia masuk Islam, Nabi saw menyuruhnya mandi dengan air dan bidara (HR. At Tirmidzi dan Abu Dawud)


RUKUN MANDI WAJIB
Rukun mandi ada tiga:
- Niat. Niat ini hanya diucapkan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan secara lisan.
- Menghilangkan kotoran dan najis pada badan. Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
- Meratakan air ke seluruh anggota badan yang zahir (terlihat) termasuk semua lipatan badan. (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah). Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat. 


NIAT MANDI WAJIB 
 

Niat mandi wajib secara ringkasnya adalah “Sengaja aku mandi wajib kerana Allah Taala.” Lafaz niat yang lain “Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari janabati fardlal lillaahi ta’aalaa” (Artinya: Sengaja aku mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar dan mandi wajib kerana Allah Taala). Niat yang penting kita meniatkan karena Allah, tidak mesti diucapkan dalam bahasa Arab kalau kita belum bisa.
Untuk perempuan yang mandi wajib kerana hadas haid niat mandi wajibnya adalah “Sengaja aku membersihkan hadas haidkerana Allah Taala.” Sedangkan untuk yang habis nifas, niat mandi wajibnya ialah “Sengaja aku membersihkan hadas nifas kerana Allah Taala”.
Niat mandi wajib hendaklah diucapkan apabila mulai mengenakan air ke bagian anggota mandi. Bila niat dilafalkan setelah seseorang telah membasuh anggota badannya, mandi wajibnya tidak sah dan dia mesti mengulang kembali niatnya ketika memulai membasuhkan air ke seluruh anggota badannya. Begitupun jika seseorang berniat sebelum air sampai ke badan, niat itu juga tidak sah dan dia harus mengulang kembali niatnya sambil membasuhkan air ke seluruh anggota badannya.
Orang yang tidak berniat mandi wajib tidak memenuhi rukun mandi wajib dan dengan itu tidak boleh dikatakan telah melakukan mandi wajib. Dia hanya sekadar mengerjakan mandi biasa dan masih terikat dengan larangan yang dikenakan untuk orang yang berhadas besar.

AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK MANDI WAJIB
Mandi wajib dikerjakan menggunakan menggunakan air mutlak yaitu air yang suci lagi menyucikan, dan tidak sah jika menggunakan air yang bukannya air mutlak.

CARA MANDI WAJIB
Cara mandi wajib paling afdhal tentunya mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW. Berdasarkan hadis dari Aisyah ra.,
“Dahulu, jika Rasulullah SAW hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas berwuduk sebagaimana berwuduk untuk solat. Lalu beliau mengambil air dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Cara mandi wajib yang paling baik adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi.
1. Membaca bismillah sambil berniat untuk membersihkan hadas besar .
2. Membasuh tangan sebanyak 3 kali.
3. Membasuh alat kelamin dari kotoran dan najis.
4. Mengambil wuduk sebagaimana biasa kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.
5. Membasuh keseluruhan rambut di kepala.
6. Membasuh kepala berserta dengan telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.
7. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.
8. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.
9. Menggosok bagian-bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Membasuh kaki.

HAL-HAL BERKAITAN
Yang Mandi Menggunakan Shower
Jika seseorang mandi dengan menggunakan “shower”, tidak perlu tiga kali, memadai untuk kita yakin air telah rata ke seluruh tubuh dari kepala ke ujung jari.

Rambut dan Kuku
Jika rambut seseorang itu dikuncir atau disanggul (laki-laki atau perempuan), sekiranya tidak sampai air ke dalamnya, kuncir atau sanggul itu wajiblah dibuka. Bulu-bulu dalam lubang hidung tidak wajib dibasuh kerana dianggap batin (tidak tampak/zahir). Tapi kalau bulu-bulu di dalam hidung itu bernajis, juga wajib dibasuh.
Tentang rambut yg diwarnai dengan selain inai, inilah yang membingungkan. Sebenarnya jika rambut seorang muslim diwarnai dengan selain inai, mandi wajibnya itu tidak sah. Oleh karena itu, dia yang mewarnai rambutnya dengan selain inai, bila dia ingin mandi wajib, dia harus membuang pewarna di rambutnya dulu. Tetapi untuk membuang pewarna itu sendiri gimana, ya??.. Inilah susahnya. Padahal pewarna rambut itu sebenarnya tidak segampang itu untuk dibuang.
Yang menyebabkan mandi wajib orang yang menggunakan pewarna pada rambutnya tidak sah kerana pewarna itu akan membalut rambutnya dan menghalangi air sampai ke rambut. Ini berbeda dengan inai. Inai hanya akan meresap ke rambut, tetapi pewarna justru akan membalut rambut dan menyebabkan air terhalang ke rambut.
Di samping itu juga, mewarnai rambut dengan warna asli rambut itu tidak dibolehkan dalam Islam. Misalnya kalau aslinya rambut hijau, tidak boleh diwarnai hijau. Hehe.
Mengenai kuku, jika di dalam kuku ada kotoran yg bisa menghalangi air sampai ke badan khususnya di bagian bawah kuku, kotoran itu wajib dibuang dulu. Membuang kotoran di dalam kuku itu boleh dilakukan ketika sedang mandi. Begitu juga dengan kuku yang diwarnai dengan kutek (yang mengkilat di kuku kalau dipakai) wajib dibersihkan dulu, karena bila tidak akan ada bagian tubuh yang tidak terkena air. Kecuali kalau pewarna yang dipakai adalah inai.


Keperluan Mengambil Wudhu
Seseorang yang telah mengerjakan mandi wajib tidak perlu mengambil wudhu lagi untuk mengerjakan solat dengan syarat tidak melakukan perkara yang membatalkan wudhu setelah dia mengerjakan mandi wajib. Jika terbatal, cukup perlu mengambil wudhu lagi saja (tidak mandi lagi).
Sunat-Sunat Mandi Wajib
- Seorang muslim sunah mengenakan kain hingga ke lutut seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. bahasa sehari-harinya kita kenal dengan “basahan”.
- Pada masa mandi kita disunatkan menghadap kiblat, membaca bismillah, membasuh tangan, mengambil wuduk, mengosok-gosok seluruh badan, tertib dan muwalat, yaitu berturut tanpa putus.
- Bagi perempuan yang mandi disebabkan haid dan nifas, disunatkan menggunakan parfum sehabis mandi.

Untuk Suami Istri
Bagi pasangan suami istri yang berhubungan, tidak harus bagi mereka segera mandi begitu habis berhubungan, tetapi diwajibkan mandi ketika ingin beribadah.

Bila Menunda Mandi Wajib
Mandi wajib boleh ditunda dari malam sampai pagi. Makanya pasangan yang berhubungan boleh menunda mandi wajib sampai pagi dan melakukan mandi wajib beberapa saat sebelum mengerjakan solat shubuh, tetapi mereka disunatkan berwudhu sebelum tidur jika ingin menunda mandi wajib sampai pagi. Sebagaimana sunahnya berwudhu sebelum tidur.
Seorang muslim boleh melewatkan mandi wajib sebelum solat. Setelah masuk waktu solat, ia wajib mandi sebelum menunaikan solat.


Bila Ragu-ragu
Jika seorang yang mengerjakan solat tetapi ragu-ragu apakah sama ada ia sudah mandi wajib atau belum, maka seluruh solat yang telah dikerjakannya (selama itu) adalah sah, dan untuk solat-solat berikutnya ia harus mandi wajib dulu.


Dan Jika Tiada Air (Atau Mudarat Tidak Boleh Terkena Air)
Jika terdapat sebab untuk melakukan tayammum, seperti ketiadaan air, atau tidak dapat menggunakannya akibat sakit, maka tayammum akan menggantikan wudhu dan mandi wajib. Maka seseorang yang junub (salah satunya habis berhubungan suami istri) hendaklah bertayammum lalu solat, kemudian apabila ada air, maka dia harus mandi untuk menghilangkan janabahnya.
“Rasulullah saw melihat seorang lelaki yang menjauhkan diri dan tidak solat dengan kaumnya, maka baginda berkata : Ya Fulan, apa yang menghalangi kamu dari tidak solat dengan kaummu? Dia menjawab : Ya Rasulullah, saya dalam keadaan junub, dan tiada air. Baginda berkata : Kamu hendaklah menggunakan tanah yang bersih, kerana ia mencukupi untukmu”. (Hadis riwayat al-Bukhari).

Bila datang Haid Sehabis Berhubungan Suami Istri
Wanita yang berjunub disebabkan hubungan dengan suaminya, kemudian datang haid sebelum mandi junub, apakah wajib mandi junub dulu ataupun boleh menunda mandi hingga habis haid?
Terdapat dua pendapat mengenai hal ini:
1. Wajib mandi junub terlebih dahulu, kemudian sehabis haid mandi wajib lagi.
2. Tidak wajib mandi junub dulu (menunggu haid selesai), saat habis haid baru mandi wajib untuk junub dan haid secara serentak.
Adapun pendapat yang lebih kuat adalah pendapat kedua (wajib mandi sekali saja yaitu sehabis haid). Kerana mandi wajib ketika haid tidak memberikan faedah apapun.
 
TATA CARA MANDI PADA WANITA :
• Untuk mandi wajib karena junub: Ummu Salamah berkata,“Wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Rasulullah bersabda,“Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim)

• Khusus mandi setelah haidh dan nifas, ditambahkan beberapa hal berikut:
1. Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air.
2. Melepas kepangan rambut sehingga air sampai ke pangkal rambut.
3. Disunnahkan membawa kapas /potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya HR. Bukhari – Muslim


MANDI YANG SEMPURNA :
1. Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
2. Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
4. Berwudhu’ dengan wudhu’ yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
5. Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut. 6. Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
7. Menyela-nyela rambut.
8. Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri. (HR. Bukhari – Muslim)

Larangan :
Bagi mereka yang sedang ber-junub, yaitu mereka yang masih berhadats besar, tidak boleh melakukan hal-hal sbb.:
  1. Melaksanakan salat.
  2. Melakukan thawaf di Baitullah.
  3. Memegang Kitab Suci Al-Qur'an.
  4. Membawa atau mengangkat Kitab Suci Al-Qur'an.
  5. Membaca Kitab Suci Al-Qur'an.
  6. Berdiam diri di masjid.
Bagi mereka yang sedang haid, dilarang melakukan hal-hal seperti tersebut di atas dan ditambah larangan sebagai berikut :
  1. Bersenang-senang dengan apa yang antara pusat dan lutut.
  2. Berpuasa baik sunnat maupun fardlu.
  3. Dijatuhi talaq (cerai).



Wallahu A’lam.

Memandikan Jenazah

Tata cara Memandikan Jenazah

Sebelum memandikan jenazah ada baiknya kita memenuhi aturan sebelum memandikan jenazah yaitu:
  • Mengikat kepala mayit
  • Melatakkan kedua tangan di atas perut (seperti orang yan sedang melakukan salat)
  • Mengikat dan menyatukan persendian lutut
  • Menyatukan kedua ibu jari kaki
  • Menghadapkan mayit kearah kiblat
Tata cara memandikan Jenazah :
  1. Pada mulanya kita sediakan air sebanyak mungkin, jeruk purut, air kapur barus, dan sabun. Kemudian lakukan bacaan niat, ketentuan bacaan niat :
  • Jika mayat laki-laki dewasa,lafadz niatnya adalah :
    (Nawaitul ghusla lihaadzal mayyit fardhal kifaayati lillahita’ala).
    Artinya : Sengaja aku memandikan mayat ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.
  • Jika mayat perempuan dewaasa,lafadz niatnya adalah:
    (Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati fardhal kifaayati lillahita’ala)
    Artinya : Sengaja aku memandikan mayat perempuan dewasa ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.
  • Jika mayat kanak-kanak laki-laki, lafadz niatnya adalah :
    (Nawaitul ghusla lihaadzal mayyit tifli fardhal kifaayati lillahita’ala).
    Artinya : Sengaja aku memandikan mayat kanak-kanak laki-laki ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.
  • Jika mayat kanak-kanak perempuan,lafadz niatnya adalah :
    (Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati tiflati fardhal kifaayati lillahita’ala).
    Artinya : Sengaja aku memandikan mayat kanak -
    Kanak perempuan ini, fardhu kifayah
    karena Allah Ta’ala.
  1. Kemudian ambil air yang bercampur jeruk purut dan sirami seluruh bagian persendian tubuh mayit, agar tidak kaku dan mudah membersihkan semua bagian tubuh mayit. Kemudian sabuni dan bersihkan semua anggota bagian tubuh. Untuk sunnah-nya dahulukan anggota bagian kanan baru kemudian kiri.
  2. Setelah itu dudukkan mayit dan tekan-tekan perut, agar kotoran dalam perut keluar. Setelah itu bersihkan dubur mayit dengan niat istinja’ bagi mayit. Dengan bacaan niat :
Nawaitul istinjaa-i minal mayyit fardhan a’layya lillahi ta’ala).
Artinya : Sengaja aku menyucikan daripada mayit ini fardhu atasku karena Allah Ta’ala

  1. Kemudian diambil wudlu bagi simayit, dengan bacaan niat :
Nawaitul wudhu-a lihaadzal mayyit lillahi Ta’ala).
Artinya : Sengaja aku mengambil wudhu’ bagi mayit ini karena Allah ta’ala
Dan siram dengan air kapur barus untuk menghilangkan segala bau yang mengganggu.
  1. Setelah itu siram mayit berkali-kali dengan air biasa (9 kali) atau lebih dikenal dengan sebutan mandi sembilan, untuk siraman terakhir sebaiknya dicampur dengan kapur barus
  2. Selesai

Aurat

Aurat Pada Wanita

                   ..........Tutup Aurat Surga di Dapat, Buka Aurat Neraka di Dapat...........
 Aurat (Arab: عورة, transliterasi: Awrat) adalah bagian dari tubuh manusia yang diharamkan untuk dilihat dan dipegang. Dalam islam, aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka (Surah An Nuur 31 dan Al Ahzab 59), sedangkan untuk pria adalah bagian pusar (perut) ke bawah hingga lutut.

Etimologi

Aurat dalam bahasa Urdu berarti "wanita", bagaimanapun dalam bahasa Urdu dan beberapa yang berbahasa Hindi di India mengartikannya sebagai wanita, tetapi sebenarnya kalimat aurat dalam bahasa Hindi adalah naari.[1] Bahasa Hindi telah mengambil banyak kalimat dari bahasa Persia/Arab dan Sanskrit

Penjelasan Dalam Qur'an

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.(Qur'an Surah An-Nuur:31)
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.(Qur'an Surah Al-Ahzab:59)

Manusia yang laki laki maupun perempuan wajib hukumnya menutup Aurat, Akan tetapi terkhusus buat
wanita dalam keseluruhan jasad (bodinya) bahkan suaranya adalah aurat atau hiasan yang hanya halal dan yang berhak menikmati adalah muhrimnya atau suaminya yang sah. Batasan aurat yang boleh kelihatan (nampak) hanyalah telapak tangan dan wajah (referensi : Al-Quran + Hadist). Apabila seorang wanita keluar rumah dengan di hias-hiasi, maka sebenarnya wanita tersebut telah menarik perhatian syaiton. Oleh karena itu Islam mengajarkan wanita apabila keluar rumah agar aurat tertutup rapi serta keluar atas dasar keperluan rumah tangga semata, boleh berdandan tapi dalam batas sewajarnya.

  1. Bulu kening – Menurut Bukhari, Rasullulah melaknati perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening – Petikan dari (Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari)

  2. Kaki memakai gelang kaki berloceng – Dan janganlah mereka (perempuan) menghentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah.

  3. Wangi-wangian atau parfum – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong kapal kata orang sekarang hidong belang – Petikan dari (Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban)

  4. Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.)

  5. Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya – Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani, Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.

  6. Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.

  7. Muka dan Tangan – Asma binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja – Petikan dari (Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)

  8. Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya – Petikan dari (Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)

  9. Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya – Petikan dari( Surah An Nur Ayat 31.)

  10. Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)

  11. Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik –  Namun demikian, syara’ mengharamkan wanita bersuara manja, merayu, mendesah, dan semisalnya, yang dapat menimbulkan hasrat yang tidak-tidak dari kaum lelaki, misalnya keinginan berbuat zina, berselingkuh, berbuat serong, dan sebagainya. Firman Allah SWT (artinya) : “…maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS Al-Ahzab [33] : 32).
  12. Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi – Petikan dari (Hadis Riwayat Ibn Majah.)

  13. Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka – Petikan dari (Surah An Nur Ayat 31).Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya – (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.)

  14. Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah – Petikan dari (Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.)

  15. Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibn Majah.)

  16. Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 59. )Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

    Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya - Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.

  17. Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya – Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)