Translate

Jumat, 13 Juli 2012

Mandi Wajib Mandi


MANDI WAJIB

DEFINISI MANDI WAJIB
Mandi wajib sama halnya dengan mandi junub  (mandi habis hubungan suami istri), yaitu mandi yang perlu dilakukan oleh seorang muslim untuk membersihkan dirinya dari hadas besar dengan melakukan rukun-rukunnya salah satunya adalah mandi membasahi seluruh anggota badan. Mandi wajib ini berlaku untuk perempuan dan laki-laki .

• Menurut bahasa, mandi (al-ghuslu) adalah mengalirkan air pada sesuatu.
• Menurut Istilah, mandi (al-ghuslu) adalah menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara yang khusus untuk menghilangkan hadats besar. 

DALIL TENTANG MANDI WAJIB
• Q.S. AN NISA’ : 43 

 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Mandi Wajib dalam agama Islam adalah cara untuk menghilangkan hadats besar, yaitu dengan cara membasuh seluruh tubuh mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.

Rukun (yang wajib dikerjakan)
Untuk melakukan mandi janabah, maka ada 3 hal yang harus dikerjakan karena merupakan rukun/pokok:
1. Niat. Sabda Nabi SAW: Semua perbuatan itu tergantung dari niatnya.
2. Menghilangkan Najis Kalau Ada di Badan
Menghilangkan najis dari badan sesunguhnya merupakan syarat sahnya mandi janabah. Dengan demikian, bila seorang akan mandi janabah, disyaratkan sebelumnya untuk memastikan tidak ada lagi najis yang masih menempel di badannya.
Caranya bisa dengan mencucinya atau dengan mandi biasa dengan sabun atau pembersih lainnya. Adapun bila najisnya tergolong najis berat, maka wajib mensucikannya dulu dengan air tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.
3. Meratakan Air Hingga ke Seluruh Badan
Seluruh badan harus rata mendapatkan air, baik kulit maupun rambut dan bulu. Baik akarnya atau pun yang terjuntai. Semua penghalang wajib dilepas dan dihapus, seperti cat, lem, pewarna kuku atau pewarna rambut bila bersifat menghalangi masuknya air.
Sedangkan pacar kuku dan tato, tidak bersifat menghalangi sampainya air ke kulit, sehingga tetap sah mandinya, lepas dari masalah haramnya membuat tato.

Sunnah-sunnah yang Dianjurkan dalam Mandi Janabah:
Membaca basmalah.
Membasuh kedua tangan sebelum memasukkan ke dalam air
Berwudhu` sebelum mandi Aisyah RA berkata,`Ketika mandi janabah, Nabi SAW berwudku seperti wudhu` orang shalat. .
Menggosokkan tangan ke seluruh anggota tubuh. Hal ini untuk membersihkan seluruh anggota badan.
Mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri seperti dalam berwudhu’



HUKUM MANDI WAJIB
Hukum mandi wajib ini adalah wajib (namanya kan wajib, hehe). Tapi tentu ada sebabnya kenapa seorang muslim dikatakan wajib untuk mandi wajib.

SEBAB SEORANG MUSLIM DIWAJIBKAN MANDI WAJIB
Sebab-sebabnya terdiri dari tujuh sebab. Empat sebab melibatkan laki-laki dan perempuan dan tiga sebab lainnya hanya melibatkan perempuan:
1. Keluarnya mani dengan syahwat (junub). QS. Al Maidah : 6, HR. Bukhari – Muslim
2. Bertemunya dua kemaluan (laki-laki dan perempuan), walaupun tidak keluar mani HR. Bukhari – Muslim
3. Ketika berhentinya darah haidh dan nifas HR. Bukhari – Muslim
4. Ketika orang kafir masuk Islam HR. An Nasa’i, At Tirmidzi, Ahmad
5. Karena kematian HR. Bukhari – Muslim.

Sebab Bagi Perempuan:
- Melahirkan anak
- Nifas yaitu darah yang keluar ketika melahirkan anak
- Keluar darah haid -> perempuan datang bulan. “Jika datang haid, maka tinggalkan solat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan Solatlah” (HR. Al Bukhari)

Sebab Bagi Laki-laki dan Perempuan:
- Melakukan hubungan suami istri (jimak) apabila zakar (kemaluan laki-laki) dimasukkan ke dalam faraj (kemaluan perempuan) walaupun tidak keluar air mani.-> berhubungan badan walaupun tanpa disertai keluarnya mani.
- Jika keluar air mani walaupun zakar tidak dimasukkan ke dalam faraj. -> keluarnya mani yang disertai syahwat, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
- Keluar air mani kerana bermimpi (wet dream).
- Mati (dimandikan).
- Masuk Islam bagi orang yang sebelumnya kafir. Dari Qais bin Ashim, ia menceritakan bahawa ketika ia masuk Islam, Nabi saw menyuruhnya mandi dengan air dan bidara (HR. At Tirmidzi dan Abu Dawud)


RUKUN MANDI WAJIB
Rukun mandi ada tiga:
- Niat. Niat ini hanya diucapkan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan secara lisan.
- Menghilangkan kotoran dan najis pada badan. Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
- Meratakan air ke seluruh anggota badan yang zahir (terlihat) termasuk semua lipatan badan. (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah). Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat. 


NIAT MANDI WAJIB 
 

Niat mandi wajib secara ringkasnya adalah “Sengaja aku mandi wajib kerana Allah Taala.” Lafaz niat yang lain “Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari janabati fardlal lillaahi ta’aalaa” (Artinya: Sengaja aku mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar dan mandi wajib kerana Allah Taala). Niat yang penting kita meniatkan karena Allah, tidak mesti diucapkan dalam bahasa Arab kalau kita belum bisa.
Untuk perempuan yang mandi wajib kerana hadas haid niat mandi wajibnya adalah “Sengaja aku membersihkan hadas haidkerana Allah Taala.” Sedangkan untuk yang habis nifas, niat mandi wajibnya ialah “Sengaja aku membersihkan hadas nifas kerana Allah Taala”.
Niat mandi wajib hendaklah diucapkan apabila mulai mengenakan air ke bagian anggota mandi. Bila niat dilafalkan setelah seseorang telah membasuh anggota badannya, mandi wajibnya tidak sah dan dia mesti mengulang kembali niatnya ketika memulai membasuhkan air ke seluruh anggota badannya. Begitupun jika seseorang berniat sebelum air sampai ke badan, niat itu juga tidak sah dan dia harus mengulang kembali niatnya sambil membasuhkan air ke seluruh anggota badannya.
Orang yang tidak berniat mandi wajib tidak memenuhi rukun mandi wajib dan dengan itu tidak boleh dikatakan telah melakukan mandi wajib. Dia hanya sekadar mengerjakan mandi biasa dan masih terikat dengan larangan yang dikenakan untuk orang yang berhadas besar.

AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK MANDI WAJIB
Mandi wajib dikerjakan menggunakan menggunakan air mutlak yaitu air yang suci lagi menyucikan, dan tidak sah jika menggunakan air yang bukannya air mutlak.

CARA MANDI WAJIB
Cara mandi wajib paling afdhal tentunya mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW. Berdasarkan hadis dari Aisyah ra.,
“Dahulu, jika Rasulullah SAW hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas berwuduk sebagaimana berwuduk untuk solat. Lalu beliau mengambil air dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Cara mandi wajib yang paling baik adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi.
1. Membaca bismillah sambil berniat untuk membersihkan hadas besar .
2. Membasuh tangan sebanyak 3 kali.
3. Membasuh alat kelamin dari kotoran dan najis.
4. Mengambil wuduk sebagaimana biasa kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.
5. Membasuh keseluruhan rambut di kepala.
6. Membasuh kepala berserta dengan telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.
7. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.
8. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.
9. Menggosok bagian-bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Membasuh kaki.

HAL-HAL BERKAITAN
Yang Mandi Menggunakan Shower
Jika seseorang mandi dengan menggunakan “shower”, tidak perlu tiga kali, memadai untuk kita yakin air telah rata ke seluruh tubuh dari kepala ke ujung jari.

Rambut dan Kuku
Jika rambut seseorang itu dikuncir atau disanggul (laki-laki atau perempuan), sekiranya tidak sampai air ke dalamnya, kuncir atau sanggul itu wajiblah dibuka. Bulu-bulu dalam lubang hidung tidak wajib dibasuh kerana dianggap batin (tidak tampak/zahir). Tapi kalau bulu-bulu di dalam hidung itu bernajis, juga wajib dibasuh.
Tentang rambut yg diwarnai dengan selain inai, inilah yang membingungkan. Sebenarnya jika rambut seorang muslim diwarnai dengan selain inai, mandi wajibnya itu tidak sah. Oleh karena itu, dia yang mewarnai rambutnya dengan selain inai, bila dia ingin mandi wajib, dia harus membuang pewarna di rambutnya dulu. Tetapi untuk membuang pewarna itu sendiri gimana, ya??.. Inilah susahnya. Padahal pewarna rambut itu sebenarnya tidak segampang itu untuk dibuang.
Yang menyebabkan mandi wajib orang yang menggunakan pewarna pada rambutnya tidak sah kerana pewarna itu akan membalut rambutnya dan menghalangi air sampai ke rambut. Ini berbeda dengan inai. Inai hanya akan meresap ke rambut, tetapi pewarna justru akan membalut rambut dan menyebabkan air terhalang ke rambut.
Di samping itu juga, mewarnai rambut dengan warna asli rambut itu tidak dibolehkan dalam Islam. Misalnya kalau aslinya rambut hijau, tidak boleh diwarnai hijau. Hehe.
Mengenai kuku, jika di dalam kuku ada kotoran yg bisa menghalangi air sampai ke badan khususnya di bagian bawah kuku, kotoran itu wajib dibuang dulu. Membuang kotoran di dalam kuku itu boleh dilakukan ketika sedang mandi. Begitu juga dengan kuku yang diwarnai dengan kutek (yang mengkilat di kuku kalau dipakai) wajib dibersihkan dulu, karena bila tidak akan ada bagian tubuh yang tidak terkena air. Kecuali kalau pewarna yang dipakai adalah inai.


Keperluan Mengambil Wudhu
Seseorang yang telah mengerjakan mandi wajib tidak perlu mengambil wudhu lagi untuk mengerjakan solat dengan syarat tidak melakukan perkara yang membatalkan wudhu setelah dia mengerjakan mandi wajib. Jika terbatal, cukup perlu mengambil wudhu lagi saja (tidak mandi lagi).
Sunat-Sunat Mandi Wajib
- Seorang muslim sunah mengenakan kain hingga ke lutut seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. bahasa sehari-harinya kita kenal dengan “basahan”.
- Pada masa mandi kita disunatkan menghadap kiblat, membaca bismillah, membasuh tangan, mengambil wuduk, mengosok-gosok seluruh badan, tertib dan muwalat, yaitu berturut tanpa putus.
- Bagi perempuan yang mandi disebabkan haid dan nifas, disunatkan menggunakan parfum sehabis mandi.

Untuk Suami Istri
Bagi pasangan suami istri yang berhubungan, tidak harus bagi mereka segera mandi begitu habis berhubungan, tetapi diwajibkan mandi ketika ingin beribadah.

Bila Menunda Mandi Wajib
Mandi wajib boleh ditunda dari malam sampai pagi. Makanya pasangan yang berhubungan boleh menunda mandi wajib sampai pagi dan melakukan mandi wajib beberapa saat sebelum mengerjakan solat shubuh, tetapi mereka disunatkan berwudhu sebelum tidur jika ingin menunda mandi wajib sampai pagi. Sebagaimana sunahnya berwudhu sebelum tidur.
Seorang muslim boleh melewatkan mandi wajib sebelum solat. Setelah masuk waktu solat, ia wajib mandi sebelum menunaikan solat.


Bila Ragu-ragu
Jika seorang yang mengerjakan solat tetapi ragu-ragu apakah sama ada ia sudah mandi wajib atau belum, maka seluruh solat yang telah dikerjakannya (selama itu) adalah sah, dan untuk solat-solat berikutnya ia harus mandi wajib dulu.


Dan Jika Tiada Air (Atau Mudarat Tidak Boleh Terkena Air)
Jika terdapat sebab untuk melakukan tayammum, seperti ketiadaan air, atau tidak dapat menggunakannya akibat sakit, maka tayammum akan menggantikan wudhu dan mandi wajib. Maka seseorang yang junub (salah satunya habis berhubungan suami istri) hendaklah bertayammum lalu solat, kemudian apabila ada air, maka dia harus mandi untuk menghilangkan janabahnya.
“Rasulullah saw melihat seorang lelaki yang menjauhkan diri dan tidak solat dengan kaumnya, maka baginda berkata : Ya Fulan, apa yang menghalangi kamu dari tidak solat dengan kaummu? Dia menjawab : Ya Rasulullah, saya dalam keadaan junub, dan tiada air. Baginda berkata : Kamu hendaklah menggunakan tanah yang bersih, kerana ia mencukupi untukmu”. (Hadis riwayat al-Bukhari).

Bila datang Haid Sehabis Berhubungan Suami Istri
Wanita yang berjunub disebabkan hubungan dengan suaminya, kemudian datang haid sebelum mandi junub, apakah wajib mandi junub dulu ataupun boleh menunda mandi hingga habis haid?
Terdapat dua pendapat mengenai hal ini:
1. Wajib mandi junub terlebih dahulu, kemudian sehabis haid mandi wajib lagi.
2. Tidak wajib mandi junub dulu (menunggu haid selesai), saat habis haid baru mandi wajib untuk junub dan haid secara serentak.
Adapun pendapat yang lebih kuat adalah pendapat kedua (wajib mandi sekali saja yaitu sehabis haid). Kerana mandi wajib ketika haid tidak memberikan faedah apapun.
 
TATA CARA MANDI PADA WANITA :
• Untuk mandi wajib karena junub: Ummu Salamah berkata,“Wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Rasulullah bersabda,“Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim)

• Khusus mandi setelah haidh dan nifas, ditambahkan beberapa hal berikut:
1. Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air.
2. Melepas kepangan rambut sehingga air sampai ke pangkal rambut.
3. Disunnahkan membawa kapas /potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya HR. Bukhari – Muslim


MANDI YANG SEMPURNA :
1. Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
2. Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
4. Berwudhu’ dengan wudhu’ yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
5. Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut. 6. Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
7. Menyela-nyela rambut.
8. Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri. (HR. Bukhari – Muslim)

Larangan :
Bagi mereka yang sedang ber-junub, yaitu mereka yang masih berhadats besar, tidak boleh melakukan hal-hal sbb.:
  1. Melaksanakan salat.
  2. Melakukan thawaf di Baitullah.
  3. Memegang Kitab Suci Al-Qur'an.
  4. Membawa atau mengangkat Kitab Suci Al-Qur'an.
  5. Membaca Kitab Suci Al-Qur'an.
  6. Berdiam diri di masjid.
Bagi mereka yang sedang haid, dilarang melakukan hal-hal seperti tersebut di atas dan ditambah larangan sebagai berikut :
  1. Bersenang-senang dengan apa yang antara pusat dan lutut.
  2. Berpuasa baik sunnat maupun fardlu.
  3. Dijatuhi talaq (cerai).



Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar